Jakarta – Banyak negara kembali mencatat kenaikan kasus COVID-19, hingga lonjakan angka kematian akibat subvarian Omicron BA.2 atau yang kerap dikenal ‘son of Omicron’ dan ‘Omicron Siluman’. Termasuk Hong Kong, belakangan melaporkan jumlah pasien COVID-19 dirawat di RS membludak hingga terpaksa menjalani perawatan di tempat parkir.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, tren tersebut terjadi lantaran vaksinasi lansia juga tercatat rendah. Karenanya, banyak pasien lansia yang tak bisa tertolong.

“Subvarian ini juga sudah ada di Indonesia. Di akhir-akhir memang porsi BA.2 ini sudah dominan juga di Indonesia,” beber dia dalam konferensi pers Senin (14/3/2022).

Apakah RI berisiko mengalami tren serupa?
Ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai potensi mengalami tren COVID-19 serupa seperti yang terjadi di Hong Kong hingga China tetap ada, terlebih jika kasus BA.2 mulai menanjak.

BA.2 Omicron juga menjadi ancaman bagi banyak negara Eropa, lantaran pelonggaran pembatasan COVID-19 dilakukan besar-besaran. Indonesia juga sudah mulai melakukan pelonggaran seperti meniadakan karantina di Bali.

Dicky menegaskan hal tersebut harus dibarengi dengan penguatan di aspek lain.

“Yang harus diketahui ini juga banyak kelompok rawan belum mendapat booster bahkan belum divaksinai dua dosis. Nah ini kan ada di kita, ini yang harus kita waspadai termasuk komorbid,” terangnya kepada detikcom Selasa (15/3/2022).

“Adanya pelonggaran karantina sebenarnya boleh, tetapi ya dikuatkan, cakupan vaksinasi boosternya harus dikejar 50 persen dan terutama di kelompok berisiko tinggi ini,” tandasnya.

Karakteristik subvarian Omicron BA.2
Subvarian Omicron BA.2 memiliki kemungkinan lebih cepat menular ketimbang varian Omicron sebelumnya, lantaran jumlah virus terpantau lebih banyak hingga 10 kali lipat dari BA.1.

“Kita harus mengejar (vaksinasi booster) segera apalagi ini mau bulan puasa, masalahnya BA.2 ini memiliki peotensi lebih cepat menginfeksi dan 4 kali dibandingkan Delta, kemudian viral load-nya jumlah virus sepuluh kali lebih banyak dari BA.1 sehingga makanya kesakitan dan kematian lebih banyak dari BA.1,” pungkas dia.

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5983929/mulai-dominan-son-of-omicron-jadi-ancaman-situasi-ri-mirip-hong-kong

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *